Telah Bangun

Bahagia pernah lebih nyata daripada ini. Dan datangmu lebih seperti fiksi, yang menimbunku di pertengahan buku. Seperti fiksi, yang tadinya kukira hanya ada di lembar-lembar huruf bisu. Tapi kau bukan tokoh yang kuciptakan sendiri, kau tak lahir dari imaji seorang gadis yang terobsesi menulis cerita hidupnya sendiri. Kau.... Seperti kado di pagi hari, seperti matahari yang membuatku sadar bahwa aku 'telah bangun'.

Karena aku telah bangun, bukankah aku berkewajiban menyelesaikan hari ini? Maka kau; sebagai pemahat yang mematri senyum di sudut bibirku, sebagai bening embun yang memantulkan silau cahaya di mataku; Ikut bertanggungjawab. Karena kau telah membangunkanku, maka pandu langkahku sampai akhir, sampai kita sama-sama lelah dan beristirahat. Sampai malam mengganti pagi, memayungi mimpiku yang kusandarkan di bahumu. Sampai pagi kembali lagi, dan kau membangunkanku lagi.

Jadi, sayang. Selama pagi belum lupa akan tugasnya memulai hari, jangan pernah lepaskan sayapku dari genggammu.

Dan, tetaplah menjadi denting lonceng pagi paling nyaring di duniaku, agar aku selalu dapat mendengarmu sejauh apapun kita sama-sama berjalan. Tetaplah menjadi udara yang memaksa masuk dari sela-sela jendela kamarku, agar aku dapat selalu merasakan kehadiranmu selama apapun aku tak bisa meraba wajahmu, selama apapun aku harus menunggu pulangmu.

Sabtu siang, a day before you back to your dorm.
Eno :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

cerpen : Merpati Rindu :)

Dear Putri

Hujannya langit, untuk bumi