Merayakan Sebuah Permulaan



Lama tidak menulis; canggung, harus dimulai dari mana aku bingung. Tapi soal mulai-memulai, bisa kautanya pada orang yang memilih memanggilku ‘kue basah’ dari pada menanyakan namaku. Coba kautanyakan dulu, dijawab atau tidak itu tergantung keberuntunganmu. Maksudku, syukur-syukur kalau dia mau mengajarimu cara memulai sesuatu –apapun itu, karena menyapaku kala itu (yang kuceritakan di atas tadi) barangkali bukanlah contoh sebuah permulaan.

Entahlah, tapi menurutku semua ini dimulai ketika tanpa sadar telingaku menagih lanjutan cerita-cerita yang lama mulutnya ingin suarakan. Ketika satu Jumat berlalu begitu cepat, secepat pelayan restoran yang  buru-buru mengalihkan pandangan dari meja kami ke luar jendela. Ketika ceritanya berbalas ceritaku; lalu debar di masing-masing dada kami menguasai suasana lewat diam yang panjang.

Dan entah bagaimana, tiba-tiba ‘cerita kami’ ada dan menjadi bagian dari malam yang tak seberapa larut itu. Dari sisi meja seberang waktu itu, ada seseorang yang secara sadar menyerahkan dirinya untuk bercerita bersama; membicarakan hal-hal yang sebelumnya mentok kubicarakan dengan diri sendiri. Di depannya, mimpi-mimpi dan khayalanku tak takut dipatahkan sebelum berdiri. Ada angan-angan yang dengan berani dibangun dan disemogakan, berdua.

Tulisan yang aku bingung bagaimana harus memulainya ini tiba-tiba sudah tiga paragraf saja. Ketika aku menulis ini, dia sedang menyimak tiga SKS mata kuliah Etika dan Anti Korupsi; ketika tulisan ini selesai dia sedang sibuk merindukanku. Hahaha.

Dan ketika dia membaca ini, aku sedang tidak bisa di hubungi. Malam ini aku kencan dengan adik laki-laki sematawayangku, nonton film horror; di bioskop sering susah sinyal.

---

Jaka,
Untuk semua mesam-mesem dan deg-degan beberapa bulan belakangan ini, terimakasih. Kalau begini caranya, saya mau mesam-mesem terus. Tapi tidak jauh-jauhan begini. Nanti, kita ganti semua jarak penuh maklum menjadi cium. Dan semua tangis diam-diam saya yang tersengguk menjadi peluk. Saya cinta semua sisi dan sisamu! Hehe.


Eno, yang sedang merayakan hari ini;
Walaupun setiap hari semenjak ada kamu,
Adalah perayaan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

cerpen : Merpati Rindu :)

Dear Putri

Hujannya langit, untuk bumi