Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2014

Perihal Menunggu dan Rindu

Pada akhirnya, aku kembali menjadi aku yang memaksa matahari turun lebih awal. Lekaslah malam, Tuhan. Lekaslah Sabtu.. Aku sudah menelan dua pagi tanpa selamat pagi darimu. Tapi kupastikan, aku selamat pagi ini, untuk tetap menunggumu pulang. Aku sudah terpejam dua malam tanpa selamat tidur darimu. Tapi kupastikan, tidurku selamat malam ini, untuk tetap berbicara denganmu di mimpiku. Sayang, rinduku serupa kilat yang tak mau mengalah pada deras hujan. Menyambar tapi tak bersuara, menjalar diam-diam panasnya. Tapi kupastikan, rinduku takkan membunuhmu. Tapi.. Terkadang rinduku liar serupa rumput di pekarangan, semakin waktu menginjak-injak helainya, semakin kuat akarnya. Tapi kupastikan, rinduku takkan menjeratmu. Tapi.. Seringkali rinduku tak tahu malu, melarikan diri dari awasku. Beriringan mengunjungi dan mengetuk jendela barakmu, minta diberi jalan masuk. Memelukmu, lewat dingin angin malam yang berebut lenganmu dengan selimut. Tapi kupastikan, rinduku takkan membekukanmu.

Telah Bangun

Bahagia pernah lebih nyata daripada ini. Dan datangmu lebih seperti fiksi, yang menimbunku di pertengahan buku. Seperti fiksi, yang tadinya kukira hanya ada di lembar-lembar huruf bisu. Tapi kau bukan tokoh yang kuciptakan sendiri, kau tak lahir dari imaji seorang gadis yang terobsesi menulis cerita hidupnya sendiri. Kau.... Seperti kado di pagi hari, seperti matahari yang membuatku sadar bahwa aku 'telah bangun'. Karena aku telah bangun, bukankah aku berkewajiban menyelesaikan hari ini? Maka kau; sebagai pemahat yang mematri senyum di sudut bibirku, sebagai bening embun yang memantulkan silau cahaya di mataku; Ikut bertanggungjawab. Karena kau telah membangunkanku, maka pandu langkahku sampai akhir, sampai kita sama-sama lelah dan beristirahat. Sampai malam mengganti pagi, memayungi mimpiku yang kusandarkan di bahumu. Sampai pagi kembali lagi, dan kau membangunkanku lagi. Jadi, sayang. Selama pagi belum lupa akan tugasnya memulai hari, jangan pernah lepaskan sayapku dari gen