Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2016

Senja Kala Itu

               Aku senang mengingat senja yang ditelan laut kala itu, di matamu kunikmati biasnya. Seperti ingin ikut tenggelam bersama kedamaiannya, berjalan-jalan di taman terumbu; menggandeng tanganmu. Tapi apa daya kita yang hanya bisa menyaksikannya pelan-pelan lesap, disedot laut yang dingin dan gelap. Tapi tak apa, sayangku. Senja kita takkan mati beku, ia bertahan untuk muda-mudi yang ingin mencium kekasihnya; di kala senja, hingga tua. Ia bertahan untuk orang-orang tua yang tak mau kalah ingin saling mendekap kekasihnya; di kala senja, hingga salah satu dari mereka mati dan bereinkarnasi sebagai cahaya matahari, memeluk kekasihnya sebagai senja.                Senja tahu kehadirannya dinanti-nanti, congkak ia menari di panggung solo yang Tuhan fasilitasi. Usil memantulkan cahayanya lewat cermin cair tak jauh dari bibir pantai, tak lama wajahku menyemu; bercampur lah itu bias senja dan rona merah jambu hasil sebuah kecup yang tiba-tiba. Kemudian ia hilang, pantai mendadak g